Cerpen : Guk Guk...!!!


Guk Guk…!!!
“Ouuuuuu….!!!” Suara anjing pada malam hari itu sangat panjang, apalagi sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Orang-orang yang penakut pasti mendengar  ngaungan suara anjing itu terasa mengerikan.
Seekor anjing melintas didepan rumah yang besar, dia mencium bau yang sangat sedap. Karna binatang itu sudah tidak makan 2 hari, jadi anjing itu dilanda kelaparan yang amat dalam.
“Aaah… sedep banget baunya, gue laper banget…” kata anjing itu tapi manusia tak akan mengerti, sebab yang hanya dimengerti manusia adalah ‘guk guk guk’ khas anjing. Tasya yang mendengar gonggongan anjing itu membuka pintu dan keluar melihat ke gerbang rumahnya.
“Bener…! Lo disini, hus hus pergi sana! Lo berisik tau…!” kata Tasya sambil menggerakkan tangannya mengusir anjing itu.
“Guk guk guk guk !! (enak aja lo main usir. Laper nih perut gue!!!) “ kata anjing itu yang sama sekali tidak dimengerti Tasya. Tasya garuk-garuk pantat, eh salah garuk-garuk kepala kebingungan.
“Ngomong apa sih nih anjing? Lo laper…? Atau lo kedinginan?” ucap Tasya seperti biasanya, cerewet. “Kalo gitu…” Tasya berfikir sejenak, dia baru inget kalau dia lagi bakar BBQ di halaman belakang, udah mateng belum ya?, pikirnya. “Ya udah ayo masuk! Mungkin aja lo laper…” Tasya menyuruh anjing itu masuk lalu menutup gerbangnya dan berjalan mengikuti Tasya ke samping rumah menuju halaman belakang.
Dihalaman belakang hanya ada Tasya dan anjing itu, karna untuk hari ini semua keluarganya baru berangkat ke Bali, ketempat tantenya yang besok akan menikah. Mungkin tiga hari lagi mereka balik ke Jakarta. Dan karna kebetulan juga rumah ini lagi kekosongan pembantu, Tasya di tinggal sendiri deh.
“Ternyata lo emang lagi kelaparan yah…” Ucap Tasya sambil jongkok memberikan BBQ yang sudah matang. Tasya mengambil tusukan kedua untuk dilahapnya sendiri. Angin malam berhembus dingin, Tasya merasakan bau yang menyengat.
“Uhhh… lo bau banget sih? Gak pernah mandi ya?” Tasya berbicara dengan anjing itu, seperti orang gila. Tasya mengambil tusukan BBQ itu dan memberikannya lagi pada anjing itu.
“Guk guk guk! (enak aja lo ngomong!!!)” anjing itu bergonggong. Tasya Cuma manggut-manggut seperti orang mengerti.
Setelah menikmati BBQ, Tasya membereskan peralataannya dan masuk ke dapur. Anjing itu mengikuti setiap gerak Tasya, malah binatang itu ikut membawa sendok pemanggang BBQ. Tasya kaget dan dia berfikir anjing ini pasti pintar dan tentu ada pemiliknya. Dilihat dari bentuknya anjing itu juga memiliki bulu yang panjang dan lebat.
Tasya-pun membawa anjing itu ke kamar mandi dan memandikan anjing itu sambil memakai masker (rada-rada takut sama bulu anjing). Anjing itu tidak melawan atau gelisah ketika dimandikan, jadi yakin sudah anjing ini pasti ada pemiliknya.
Esok harinya saat terbangun, dia tidak melihat anjing itu dikamarnya, padahal sebelum tidur Tasya sempat melihat anjing itu tidur disofa. “Huaamm…!!!” Tasya menguap lebar. Selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya di buka dengan paksa. Dia berdiri didepan pintu kamar mandi dan memandangi dirinya dari kaca yang tertempel dipintu itu.
“AC tadi malam dingin banget, lupa dikecilin, hhm…” Tasya membuka pintu dan masuk. Dia membasuh wajahnya dan gosok gigi. Kemudian turun kebawah karna dia ingin membuat sarapan pagi.
Tapi sesuatu yang aneh dilihat Tasya, makanan pagi sudah tersedia di atas meja makan dan itu masih hangat. Di samping meja makan Tasya melihat anjing itu diam memandangnya. “Lo yang masak…? Gak mungkin, masa anjing masak sih…? Atau mama udah pulang??? Mama… mama…!!!” ucap Tasya.
Mata Tasya memandang sekeliling, tidak ada tanda-tanda ada orang selain dirinya dirumah itu. “Aneh… ah, tapi gue laper. Sia-sia kalo gak dimakan.” Tasya melahap makanan itu dengan asyik, sedangkan anjing itu hanya dia memperhatikan Tasya makan.

Dua hari belalu, Tasya dan anjing itu sudah akrab dan sering bermain-main di taman belakang disore harinya. Malah binatang itu hampir saja mengikuti Tasya ke sekolah.

Jam telah menunjukkan pukul 16.50 WIB. Waktunya bagi Tasya mandi sore.
“Guk! Kita mandi bareng yuk… pasti asyik. Hehehe.” Kata Tasya dan menarik-narik rantai anjing yang baru dibelinya kemarin sepulang sekolah.
“Guk guk guk guk guk (gak mau, lo gak malu apa gue liatin?)” kata anjing itu galak, tapi sayangnya Tasya gak ngerti.
Tasya menarik-narik anjing itu hingga akhirnya anjing itu masuk juga ke kamar mandi. “Yah, sampo gue abis, ambil ke kamar Jerry ah.” Tasya-pun mengambil sampo ke kamar kakaknya Jerry, tapi ketika membuka pintu kamar Tasya kaget melihat kamar Jerry yang berantakan, biasanya kamar ini bersih, rapi, dan terjaga.
“Loh kok berantakan…?”
###
Hari ini Tasya bangun cepat, kecuali dibangunin mamanya. Tapi hari ini sangat berbeda, Tasya bangun sendiri. Dengan lunglai dia menuruni tangga dan mencium bau sarapan pagi yang sedap. Aneh, dari dapur terlihat seorang cowok sedang asyik memasak.
“Eh! Lo penyelundup yang akhir-akhir ini sering masak sarapan pagi buat gue??!!” kata Tasya galak. Cowok itu mematikan kompor gas, dan memindahkan nasi goreng yang dibuatnya kesebuah mangkuk besar. Lalu berbalik.
“Iya, gimana masakan gue enak kan?” kata cowok itu.
“Tapi niat lo baik kan?! Gue takutnya dari kebaikan lo ada maunya. Terus lo juga makai baju kakak gue. Pantas kamarnya berantakan banget. Oh, lo nyelundup rumah gue trus tidur di kamar kakak gue ya…?!” tuding Tasya cerewet.
“Niat gue baik kok. Gue cuma minjem baju kakak lo aja. Percaya deh, kalo gue itu orang baik-baik. Buktinya gue buatin lu sarapan pagi tiap hari.” Jawab cowok itu santai dan meletakkan mangkok ke atas meja.
Mata Tasya menyipit memperhatikan cowok didepannya. Dan menoleh kesegala arah melihat isi rumahnya dan sesekali berjongkok melihat kebawah meja. Yang dicari tidak ketemu dan Tasya mulai cemas.
“Lo nyari siapa? Anjing lo ya?” Tanya cowok itu.
“Kok lo tau gue nyari anjing?” Sinis Tasya.
“Tenang, dia gak kemana-mana kok. Oh iya, gue kasih tau ya, anjing itu namanya Boo!”
“Boo…? Lo yang punya anjing?” Tanya Tasya, dia pun duduk di kursi dan menyanduk nasi goreng.
“Bukan”
“Oh… kinyain inyu anying unya ngu…!” dengan mulut masih penuh Tasya berbicara. Cowok itu tertawa kecil mendengar suara Tasya yang lucu. Setelah mengunyah, menelan, Tasya meminum teh manis yang dituang cowok itu.
Tak lama kemudian. “Hum… kenyang! Sedap. Terus anjing gue kemana ya? Dia udah makan apa belum…? Kalo belum, pasti dia kelaparan sekarang.”
“Dia udah kenyang…” cowok itu menjawab.
“Beneran? Lega deh. Tapi lo kok tau semuanya sih? Emang sekarang anjing itu dimana?” Tasya sedikit kesal. Cowok ini membuatnya jadi curiga, dan dia harus hati-hati dan waspada.
“Disekitar sini juga kok.”
“Dimana? Gak ada tuh!” Tasya menoleh lagi mencari-cari anjingnya.
“Anjing itu di depan lo sekarang…”
Tasya lalu melihat kearah cowok itu karena cowok itu tepat berada di depannya. “Gak mungkin… mana ada?  Yang ada lo yang gue liat.” Kata Tasya tak curiga.
“Jangan bilang gak mungkin. Itu bener, anjing itu gue.”
“APA???!!!!” pekik Tasya dasyat dan reflek berdiri kaku. “Hahaha, lo bercanda kali, gak mungkin tauuu…” tawa tegang Tasya. Dia mulai cemas dan mulai waspada lagi. Cowok itu berdiri dan menghampiri Tasya. Tasya sedikit demi sedikit mundur selangkah menghindari cowok itu.
“Jangan takut gituh dong.” Bujuk cowok itu.
“Hahaha…! Gue gak percaya sama lo…” katanya masih tertawa kaku.
“Hmm.. kalo gitu, oh ya kalau gue bilang kemarin sore kita mandi berdua percaya gak?” kata cowok itu cengengesan. Tasya tambah kaku menatap cowok didepannya. “Lo juga udah bantuin gue, kasih makan BBQ buat gue saat gue laper…” lanjutnya.
Tubuh Tasya melemas, pandangannya mulai pudar dan dia merasa pusing sekali dengan apa yang barusan didengarnya. “Lo bohong…” Tanya Tasya memastikan. Semoga ini cuma mimpi… Batinnya.
“Gak tuh…”
Tiba-tiba Tasya terjatuh dan pingsan. Cowok itu, eh alias anjing itu jadi panik dan menompang tubuh Tasya. Dia jadi merasa bersalah dan mempersiapkan diri, serta alasan kalau Tasya bangun nanti dan menanyakan siapa dirinya.
“Gue kan jujur… kemaren lo juga yang maksa gue mandi bareng…” kata cowok itu atau anjing yang bernama Boo itu nyesel.

THE END

0 komentar :

Posting Komentar